Anatomi Hepar

1.Struktur
Hepar atau hepar merupakan kelenjar dan organ abdomen terbesar. Hepar memiliki berat sekitar 1.500 gram atau 2,5% dari total berat tubuh dewasa. Hepar berbentuk baji dengan basis di sebelah kanan dan apeks di sebelah kiri. Hepar terletak di ruang abdomen bagian atas tepatnya di kuadran kanan atas dan epigastrium. Hepar secara anatomis dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil oleh bidang yang melalui batas perlekatan ligamentum falciforme dan fissura sagittalis sinistra. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus yang terletak antara kandung empedu dan ligamentum falciforme, dan lobus caudatus yang terletak antara vena cava inferior dan ligamentum venosum. Kedua lobi ini dipisahkan oleh porta hepatis. Hepar secara fungsional dibagi menjadi dua bagian yang sama besar yaitu pars hepatis dextra dan pars hepatis sinistra. Masing-masing bagian tersebut memiliki pembuluh darah dan duktus biliaris tersendiri. Lobus quadratus menerima darah dari arteria hepatica kiri sedangkan lobus caudatus menerima darah dari cabang arteri hepatica kanan dan kiri, serta menyalurkan empedu ke ductus hepaticus kanan dan kiri juga.

Anatomi Hepar
Sumber : (Peeters, 2013)

Hepar mendapatkan aliran darah dari vena porta hepatis (75-80%) dan arteria hepatica (20-25%). Vena porta hepatis menerima darah yang berasal dari saluran pencernaan yang kemudian digunakan untuk menyokong bagian parenkim hepar yang terdiri dari sel-sel hepar atau yang juga disebut hepatosit. Sedangkan, darah yang melalui arteri hepatica berdistribusi di struktur non parenkim hepar, terutama saluran empedu intrahepatik.
Sel–sel yang terdapat di hepar antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak). Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hepar dan membentuk lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk struktur seperti labirin dan busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yang disebut sinusoid hepar.

Sinusoid Hepar
Sumber: (Purwatari, 2016)

Batas atas hepar bagian anterior berhubungan langsung dengan intercostal space kelima pada sisi kanan ke intercostal keenam pada sisi kiri. Sedangkan pada sisi kiri memanjang kira-kira ke garis vertikal tubuh pada ligamentum inguinalis kiri.
Untuk bagian posterior berhubungan langsung dengan T8-T9.
Batas bawah hepar bagian anterior berhubungan dnegan lengkungan costa terbawah kemudian naik  dari kanan ke kiri menuju ke garis tubuh, sedangkan bagian posterior berhubungan dnegan T11-T12.
Secara topografi, hepar berhubungan langsung dengan dorsolateral dan anterior sisi kanan pada abdominal wall dan costa 8-11, diafragma, gallbladder, hepatic/cystic/kantong empedu, inferior vena cava, portal vein, proper hepatic artery, esophagus, lambunb, kelenjar adrenal kanan, ginjal kanan, duodenum (bagian superior and descending), colic flexure dextra, dan kontak secara tidak langsung dengan pleura, paru-paru, pericardium dan jantung.

2.Ligamen
Ligamentum koroner adalah pita kuat berupa jaringan fibrosa yang memanjang di sepanjang sisi posterior hepar, yang menghubungkan secara langsung ke diafragma tanpa berhubungan dengan peritoneum. Semua ligamen di abdomen terdiri dari dua lapisan. Dua ujungnya terikat pada diafragma (di garis aksila anterior kanan dan garis midclavicular kiri) dan disebut sebagai ligamen triangular kanan dan kiri. Ligamentum triangular kiri adalah yang paling berkembang dan, bersama dengan tekanan intracavitary, elemen utama penyokong hepar.
Ligamentum falciform (atau suspensori) adalah lipatan peritoneum tipis yang menghubungkan sisi cembung superior dari hepar ke diafragma dan dinding abdomen anterior dan membagi hepar menjadi lobus kiri dan kanan. Ligamen tersebut merupakan ligamen triangulat dan terdapat sisa-sisa vena umbilikalis. Di posterior, ligamen falciform dan koroner bersatu untuk membentuk komponen vertikal dan horizontal dari T. Ligamentum falciform tidak memainkan peran penting dalam menyokong hepar, tetapi berguna untuk menunjukkan arah gerakan hepar.

Ligamen pada Hepar
Sumber: (Hebgen, 2011)

Ligamentum hepatorenal adalah lipatan peritoneum lain yang bergabung dengan hepar ke ginjal, yang disebutkan di sini untuk menekankan hubungan erat antara kedua organ. Hubungan ini digunakan untuk meningkatkan mobiliti ginjal.
Hepar terhubung erat melalui vena hepatika ke vena kava inferior, yang melekat kuat pada diafragma. Omentum yang lebih kecil adalah lipatan peritoneum yang menghubungkan hepar dengan kerongkongan, lambung, dan duodenum superior. Omentum ditutupi oleh hepar dan bagian anteriornya menghadap ke kiri. Dimulai pada titik insersio di hepar di area ligamentum vena, yang merupakan duktus venosus janin, tepi gastroduodenalinya dimulai di sisi kanan esofagus abdominal, mengikuti sepanjang lekuk abdominal yang lebih rendah dan berakhir di duodenum superior. Omentum yang lebih kecil terdiri dari ligamentum hepatogastrik (yang digulung seperti layar) dan ligamentum hepatoduodenal (yang melekat pada duodenum yang menurun, hepatic flexure kolon, dan omentum yang lebih besar). Ligamentum hepatoduodenal relatif kuat untuk omentum. Semua hubungan ini memiliki pengaruh yang penting pada gerakan hepar.

3.Sirkulasi Hepar
Sirkulasi arteri pada hepar berupa arteri hepatika yang berasal dari celiac trunk. Untuk sirkulasi vena pada hepar berupa verna porta (yang menampung darah dari limpa, distal esofagus, lambung, usus halus, colon, upper rectum, pancreas, dan gallbladder) dan inferior vena cava. Sedangkan pada sirkulasi limfatik hepar, di mana pembuluh limfatik terletak sejajar secara paralel dengan pembuluh darah.

4.Inervasi
Hepar diinervasi oleh sistem saraf simpatik yang berasal dari T7 hingga T10 melalui saraf splenicus, saraf vagus, dan capsul hepar diinervasi oleh saraf phrenicus (C3-C5).

5.Organ Clock
Waktu bekerjanya hepar dapat dibagi menjadi: 1) maximal time : jam 1 hingga 3 malam, 2) minimal time : jam 1 hingga jam 3 siang.

B.Fisiologi Hepar

1.Functional Physiology
Hepar adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh serta dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Peran utama hepar adalah menetralisir zat beracun. Hepar memiliki beberapa fungsi utama di antaranya :

1.Dalam 24 jam, hepar memproduksi hampir satu liter empedu yang sebagian terkonsentrasi dan diisi oleh kantong empedu. Empedu berfungsi sebagai pembersih, pengemulsi kandungan lemak dari makanan. Membuat lemak menjadi bagian-bagian yang sangat halus, begitu halus sehingga dapat dengan mudah berbaur dengan air di usus. Empedu terdiri dari air, kolesterol, dan garam empedu. Garam empedu berperan dalam menyerap lemak, kolesterol (HDL) dan LDL), dan vitamin tertentu (A, D, E, dan K). Tugas ini dilakukan bersama dengan pankreas. Garam empedu juga menghilangkan bau kotoran, ketika kotoran atau gas menjadi bau, itu adalah tanda bahwa hepar tidak berfungsi dengan baik.

2.Tiga perempat kolesterol kita diproduksi oleh hepar; seperempat sisanya berasal dari makanan yang berasal dari hewan. Kita harus membedakan antara yang baik dan yang buruk ketika berbicara tentang apa yang disebut "musuh" arteri. LDL (low-density lipoprotein) adalah jenis yang buruk, yang menempel di dinding arteri dan menyebabkan risiko terjadinya penyumbatan di arteri. HDL (highdensity lipoprotein) adalah jenis yang baik bertarung dengan "saudara" nya dengan membersihkan arteri yang sama.

3.Hepar adalah salah satu faktor utama dalam pembentukan hormon seksual (estrogen, progesteron, testosteron). Salah satu tugasnya adalah menghilangkan kelebihan hormon, terutama estrogen, yang memiliki kecenderungan untuk mengiritasi hepar dan membuatnya terlalu sensitif.

4.Hepar memetabolisme ketiga unsur dasar makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) dengan cara yang berbeda, oleh karena itu memainkan peran dominan dalam metabolisme perantara. Hepar memproduksi dan menyimpan banyak vitamin dan enzim (yang terakhir bertanggung jawab untuk membuat pencernaan kita bekerja secara efisien). Darah yang melewati hepar keluar diperkaya dengan enzim, yang memungkinkan untuk mencerna karbohidrat, untuk menghancurkan albumin (protein), dan untuk mengasimilasi lemak dan hormon dengan lebih baik. Pankreas membantu hepar menyimpan, mengubah, dan melepaskan karbohidrat dalam bentuk yang bisa digunakan untuk tubuh. Hepar juga mengubah karbohidrat tertentu menjadi trigliserida, yaitu lemak. Berkat empedu yang dikeluarkannya, hepar mensintesis protein dan memecahnya menjadi unsur-unsur yang tubuh dapat lebih mudah berasimilasi. Protein sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, karena dibutuhkan dalam pembentukan dan perbaikan sel. Tetapi tubuh tidak mampu menghasilkan protein dengan sendirinya. Inilah sebabnya mengapa hepar memainkan peran yang sangat penting dan mendasar. Itu memanfaatkan apa pun yang dibutuhkan tubuh dan mengubah kelebihan protein menjadi urea, yang kemudian dihilangkan oleh ginjal. Hepar juga berperan dalam memproduksi vitamin D, yang diperlukan untuk menyerap kalsium. Ini mengubah karoten (pigmen kuning atau merah pada sayuran seperti wortel) menjadi vitamin A. Ini mengatur kandungan zat besi dalam sel darah merah, sehingga membantu mencegah anemia (penurunan sel darah merah).

2.Movement Physiology
Organ hepar memiliki pergerakan secara motility dan mobility. Motility hepar mengikuti arah dan aksis dari gerakan mobilitynya. Sedangkan gerakan Mobility hepar secara pasif mengikuti gerakan dari diafragma. Dimana terdiri dari tiga bidang yaitu:

1.Bidang Frontal
Gerakan diafragma selama inhalasi adalah dari superior ke inferior dan posterior ke anterior. Tendon sentral diafragma sedikit ke bawah dari bagian lateral. Hepar mengikuti gerakan diafragma: dengan kata lain selama inhalasi (fase awal) hepar akan turun secara keseluruhan. Pada fase gerak selanjutnya, lobus kanan hepar akan turun lebih jauh dari lobus kiri (karena tension dari tendon sentral). Oleh karena itu hepar membuat sidebending kanan di sekitar sumbu antero-posterior yang berjalan melalui ligamen triangular kiri. Gerakan tulang rusuk bagian bawah selama inhalasi adalah ke lateral dan superior. Hepar akan bergerak ke medial selama inhalasi. Hepar berputar berlawanan arah jarum jam. Axis gerakan ini adalah axis sagitotransversal melewati ligamen triangular kiri.
Mobiliti dan Motiliti Hepar Bidang Frontal
Sumber: (Barral, 2007)

2.Bidang Sagital
Pada akhir inhalasi, hepar berputar di bidang sagital ke anterior. Karena itu aspek antero-inferior hepar bergerak ke inferior dan posterior. Sumbu gerak melintang – itu berjalan di antara kedua ligamen triangular. Sumbu ini disebut sebagai sumbu bi-triangular. Axis frontotransversal gerakan ini melalui ligamen koroner.




Mobiliti dan Motiliti Hepar Bidang Sagital
Sumber: (Barral, 2007)

3.Bidang Transversal
Hepar melakukan rotasi ke arah kiri dengan aksis frontosagital melalui vena cava. Selama inhalasi, rotasi hepar yang terbatas juga terjadi: perbatasan eksternal bergerak dari posterior ke anterior dan dari kanan ke kiri. Gerakan selama pernafasan terjadi pada arah yang berlawanan (Luc Peeters & Grégoire Lason, 2013).

Mobiliti dan Motiliti Hepar Bidang Transversal
Sumber: (Barral, 2007)



Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Fisiologi Colon

Alat Reproduksi Wanita Bagian 2