Stroke

Defenisi Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang terganggu. Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai defisit neurologis dengan onset yang cepat yang bisa dihubungkan dengan penyebab yang terfokus pada vaskular. Definisi stroke digunakan secara klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan gambaran pencitraan otak untuk penegakan diagnosis. Iskemia serebral disebabkan oleh berkurangnya pasokan aliran darah selama lebih dari beberapa detik. Apabila hal tersebut terus terjadi selama lebih dari beberapa menit, maka dapat terjadi infark atau kematian jaringan otak. Apabila aliran darah dapat kembali dengan cepat, jaringan otak dapat kembali pulih sepenuhnya dan gejala yang dirasakan pasien hanya sementara saja: hal ini disebut Transient Ischemic Attack (TIA) (Smith et al., 2012).


Epidemiologi

Di Eropa, stroke adalah penyebab kematian nomor tiga di negara-negara industri di Eropa. Insiden global stroke diperkirakan akan semakin meningkat sejak populasi manula berusia lebih dari 65 tahun meningkat dari 390 juta jiwa menjadi 800 juta jiwa yang diperkirakan pada tahun 2025. Di USA sebanyak 705.00 kasusstroke terjadi setiap tahun, termasuk kasus baru dan kasus rekuren. Dari kasus tersebut hanya 80.000 kasus adalah stroke hemoragik. Menurut data Riset Keseharan Dasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1000 penduduk. Angka tersebut naik dibanding Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3% Stroke telah menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni 14,5%.


Etiologi

Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya stroke antara lain :

1. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat pula merusak dinding arteri dan mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner. Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah. Semakin berat kondisi hipertensi, semakin besar pula faktor resiko yang ditimbulkan (Mackay, 2004).

2. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus dapat menimbulkan perubahan pada sistem vaskuler (pembuluh darah dan jantung) serta memicu terjadinya aterosklerosis (Feigin, 2006).

3.    Penyakit jantung
Emboli yang terbentuk dijantung akibat adanya kelainan pada arteri jantung terutama arteria coronaria dapat terlepas dan dapat mengalir ke otak sehingga dapat menyumbat arteri di otak dan dapat mencetuskan stroke iskemik (Feigin, 2006)

4.    Makanan yang tidak sehat
Jika seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada yang mereka gunakan dalam aktivitas sehari-hari, kelebihan kalori tersebut akan diubah menjadi lemak yang menumpuk di dalam tubuh (Feigin, 2006).

5.    Merokok
Asap rokok yang mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin dapat merangsang denyut jantung dan tekanan darah. Kandungan carbon monoksida dalam rokok memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau menyerap oksigen sehingga kapasitas darah yang mengangkut oksigen ke jaringan lain terutama jantung menjadi berkurang. Hal ini akan mempercepat terjadinya stroke iskemik bila seseorang sudah mempunyai penyakit jantung (Mackay, 2004).

Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya stroke diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik (Schretzman, 2001).

1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang menghambat aliran darah normal dan darah merembes ke daerah sekitarnya kemudian merusak daerah tersebut. Berdasarkan tempat terjadinya perdarahan, stroke hemoragik terbagi atas dua macam, yaitu stroke hemoragik intra serebrum dan stroke hemoragik subaraknoid.

2. Stroke non hemoragik atau iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh terjadinya penyumbatan pada arteri yang mengarah ke otak yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak mengalami gangguan sehingga otak kekurangan oksigen. Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non haemoragik dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan serangan stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) merupakan gejala neurologis yang akan menghilang antara > 24 jam sampai dengan 21 hari.
c. Progressing stroke atau stroke in evolution merupakan kelainan atau defisit neurologis yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai menjadi berat.
d. Complete stroke atau stroke komplit merupakan kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak berkembang lagi (Junaidi, 2006).

Klasifikasi Stroke
(Sumber: Gynn, Patofisiologi Stroke 2011)


Patomekanisme

Stroke sering dikenal dengan penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan disability. Stroke Non hemoragik yaitu suatu gangguan fungsional otak akibat gangguan aliran darah ke otak karena adanya bekuan darah yang telah menyumbat aliran darah (Yastroki, 2007). Pada stroke non hemoragik aliran darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau berhenti. Hal ini bisa disebabkan oleh sumbatan thrombus, emboli atau kelainan jantung yang mengakibatkan curah jantung berkurang atau oleh tekanan perfusi yang menurun. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan kedalam jaringan otak (disebut haemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut haemoragia subaraknoid) (Feigin, 2006).

Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah hemoragik. Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik maupun emboli. Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75% menjadi stroke iskhemik adalah hasil dari proses patofisiologi yang terjadi secara bertahap dengan penyakit arterosklerosis (Schretzman, 2001).

Pada stroke iskemik, oklusi yang terjadi secara akut di pembuluh darah intrakranial menyebabkan menurunnya aliran darah ke bagian-bagian otak yang diperdarahinya. Hal yang penting dari terjadinya penurunan aliran darah adalah berfungsinya arteri-arteri kolateral dan hal ini tergantung kepada anatomi pembuluh darah dari masing-masing individu, tempat terjadinya oklusi, dan terkadang tekanan darah sistemik. Penurunan aliran darah ke otak sampai mencapai nol menyebabkan kematian jaringan otak dalam 4-10 menit; dalam satu jam; nilai <16-18ml/100 gram jaringan otak per menit akan menyebabkakn infark dalam satu jam;  dan nilai <20ml/100 gram jaringan otak permenit bisa menyebabkan iskemik tanpa trjaid infark kecuali terjadi selama beberapa jam atau hari.

Infark serebral utamanya terjadi melalui dua jalur, yaitu: (1) jalur nekrosis dimana terjadi pemecahan sitoskeleton seluler dengan cepat dikarenakan ketidakadaan eneergi pada sel; dan (2) jalur apoptosis dimana sel-sel diprogram untuk mati. Iskemia menyebabkan nekrosis dengan membuat neuron kekurangan glukosa dan oksigen, yang menyebabkan mitokondria gagal memproduksi Adenosin Trifosfat (ATP). Tanpa ATP, pompa ion di membran sel berhenti berfungsi dan menyebabkan depolarisasi neuron, dan menyebabkan kalsium intraseluler meningkat. Depolarisasi seluler akan menyebabkan dilepaskannya glutamat dari ujung sinaps dimana kelebihan glutamat ekstraselular akan menyebabkan neurotoksisitas dengan mengaktivasi reseptor glutamat yang akan meningkatkan influks kalsium neuronal. Degradasi membran lipid dan disfungsi mitokondria akan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas akan merusak membran dan terkadang merusak fungsi vital lain dari sel. Iskemik yang lebih ringan terlihat pada ischemic penumbra, dimana proses apoptosis menyebabkan kematian sel-sel otak berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian (Smith et al., 2012). 

Manifestasi Klinik

Stroke iskemik merupakan penyakit yang progresif dengan berbagai macam tampilan klinis, dari yang ringan hingga berat. Gambaran klinis stroke iskemik dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada kedua sisi). Hiperrefleksia anggota tubuh, kelemahan otot-otot wajah, dysarthria, dysfagia, peningkatan reflex muntah, diplopia, nystagmus, kelemahan otot mata, dan penurunan kesadaran.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologi
a. CT scan
Pada kasus stroke,CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosis.
b. MagneticResonance Imaging(MRI)
Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitive dibandingkan  CT-Scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam setelah onset stroke non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan medulla spinalis. Kelemahan alat inia dalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah tidak bisa memeriksa pasien yang menggunakan protese logam dalam tubuhnya, prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, serta harga pemeriksaan yang lebih mahal.

2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kadar glukosa darah untuk mendeteksi hipoglikemi maupun hiperglikemi, karena pada kedua keadaan ini dapat dijumpai gejala neurologis.Pemeriksaan elektrolit ditujukan untuk mendeteksi adanya gangguan elektrolit baik untuk natrium, kalium,  kalsium,  fosfat  maupun  magnesium. Pemeriksaan analisa gas darah juga perlu dilakukan untuk mendeteksi asidosis metabolik. Hipoksia dan hiperkapnia juga menyebabkan gangguan neurologis. Prothrombintime (PT) dan activated partial thromboplastin time (APTT) digunakan untuk menilai aktivasi koagulasi serta monitoring terapi. Dari pemeriksaan hematologi lengkap dapat diperoleh data tentang kadar   hemoglobin,  nilai  hematokrit,  jumlah   eritrosit,  leukosit,  dan trombosit serta morfologi sel darah. Polisitemia vara, anemia selsabit, dan trombositemi aesensial adalah kelainan sel darah yang dapat menyebabkan stroke.

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Fisiologi Colon

Alat Reproduksi Wanita Bagian 2

Anatomi Hepar