Frozen Shoulder

Definisi

Adhesive capsulitis atau frozen shoulder merupakan kondisi yang menimbulkan nyeri dan penurunan mobilitas pada shoulder joint (sendi glenohumeral). Pada kondisi ini, beberapa pihak mengangap peradangan terjadi pada membrane sinovial namun beberapa mengatakan pada kondisi ini membran sinovial mengalami angiogenesis, yaitu peningkatan pembentukan pembuluh kapiler pada membran (Kalley et al, 2013).
Adhesive capsulitis sering disebut juga sebagai frozen shoulder adalah suatu kondisi yang menyebabkan keterbatasan gerak pada sendi bahu disertai dengan nyeri dan kekakuan yang sering terjadi tanpa dikenali penyebabnya (Cluett, 2010).
Adhesive capsulitis adalah kondisi bahu menjadi sakit dan kaku. Biasaya keluhan ini disebabkan karena cedera yang relatif kecil pada bahu tetapi penyebab yang sering berkembang belum jelas. Frozen shoulder juga sering dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes mellitus (Teyhen, 2013).

Epidemiologi

Secara epidemiologi onset  adhesive capsulitis terjadi sekitar usia 40-65 tahun. Dari 2-5% populasi sekitar 60% dari kasus adhesive capsulitis lebih banyak mengenai perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Adhesive capsulitis juga terjadi pada 10-20% dari penderita diabetes melitus yang merupakan salah satu faktor resiko adhesive capsulitis (Miharjanto, et al., 2010).

Faktor Risiko dan Etiologi

Etiologi adhesive capsulitis masih belum jelas hingga saat ini, namun beberapa faktor risiko yang diidentifikasi adalah:
1.Diabetes melitus
2.Fraktur proksimal humerus
3.Patologi rotator cuff atau labrum
4.Tyroid disorder

Patomekanisme

Adhesive capsulitis merupakan syndrome karena terdapat perubahan patologi yakni pada kapsul artikularis glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior mengalami synovitis yaitu perdangan dan meningkatkan cairan synovial yang merupakan cairan bening yang dilepaskan oleh membrane synovial dan bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan tendon. (IFI, 2017)
Karena terdapat peningkatan cairan menyebabkan cairan tersebut menyebar keseluruh bagian sendi sehingga terjadi pelengketan jaringan, kemudian terjadi kontraktur ligament coracohumeral, diikuti dengan penebalan pada ligament superior glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior mengalami penebalan pada ligamen inferior glenohumeral dan pelengketan pada ressesus axilaris. Kapsul sendi bagian posterior terjadi keterbatasan mobilitas (kontraktur), sehingga menyebabkan sebuah kasus pola kapsuler yaitu gerak fleksi lebih terbatas daripada ekstensi. (IFI, 2017)

Tahapan perkembangan patologi pada idiopatic adhesive capsulitis dibagi dalam tiga tahapan: 

1.Freezing phase

Durasinya 10 hingga 36 minggu. Nyeri dan kaku disekitar sendi. Nyeri terutama saat malam hari. Respon terhadap NSAIDs (non-steroid anti imflamatory drugs) sedikit atau hampir tidak ada.

2.Adhesive/restricitive phase
Durasi 4 hingga 12 minggu. Nyeri berangsur menurun dan hanya timbul saat bergerak, kaku pada sendi bertambah, serta penurunan sendi GH dimana eksorotasi hampir tidak ada pergerakan.

3.Resolution phase
Durasi 12 hingga 42 minggu. Secara spontan ROM meningkat.

Klasifikasi

Klasifikasi adhesive capsulitis yang dilakukan Lundberg adalah:
1.Adhesive capsulitis primer. Kondisi ini menunjukkan adhesive capsulitis idiopathic, yaitu penyebab terjadinya tidak diketahui.
2.Adhesive capsulitis sekunder.
a.Instrinsik
Penyebab yang berhubungan dengan abnormalitas fungsi seperti tendinitis dan tear pada otot-otot rotator cuff dan biceps humeri.
b.Ekstrinsik
Penyebab yang berhubungan dengan cervical radiculopathy, operasi payudara ispsilateral, pasca stoke, fraktur proksimal humerus, abnormalitas scapulothoracic, acromioclavicular athritis, hingga fraktur clavicula.
c.Sistemik
Diabetes melitus, hipertiroid, hipotiroid, hiperadrenalin, hingga penyakit jantung.

Manifestasi Klinik

Gejala-gejala yang sering terjadi pada penderita adhesive capsulitis yaitu nyeri pada insersio otot deltoid dan nyeri pada malam hari. Tanda yang dapat dilihat pada kondisi ini adalah limitasi ROM shoulder baik aktif dan pasif serta menimbulkan nyeri, elevasi pasif kurang dari 1000, pasif eksternal rotasi kurang dari 300, pasif endorotasi tidak mampu menjangkau lumbal 5, hasil radiography normal, serta artroscophy menunjukkan granulasi pada interval rotator (Magee et al, 2016).

Komplikasi

Adhesive capsulitis menyebabkan nyeri saat aktif maupun pasif movement. Kompilkasi yang dapat ditimbulkan dalam kondisi ini adalah otot-otot yang pengontrol gerakan glenohumeral dan scapulothoracic akan mengalami penurunan fungsi, atropi, yang berakibat tidak adanya mobilitas/gerakan pada sendi (Kalley et al, 2013).
Pada patofisiologi adhesive capsulitis inflamasi pada bursa subdeltoidea yang merupakan bagian dari sendi suprahumeral adalah salah satu pencetus dari frozen shoulder maupun efek kelanjutan dari adhesive capsulitis sendiri. Karena dalam melakukan gerakannya sendi glenohumeral tidak berdiri sendiri dan selalu terkait dengan 6 sendi yang lain yang tergabung dalam shoulder complex, maka perubahan patologi pada sendi glenohumeral seperti frozen shoulder, juga akan berpengaruh terhadap 6 struktur sendi yang lain yang tergabung dalam shoulder complex, diantaranya shoulder girdle (sendi skapulothorakal dan akromioklavikula) dan sendi intervertebra (cervikothorakal). (Sudarma, 2012).
Keterbatasan gerak yang terjadi akibat adhesive capsulitis akan yang dikompensasi oleh gerak skapulothorakal atau biasa disebut reserve scapulohumeral. Karena adanya kompensasi tersebut maka lama-kelamaan akan menyebabkan adanya hipermobilitas dari sendi akromioklavikula dan overstretch dari sendi skapulothorakal. Lain halnya dengan sendi skapulotorakal dan akromioklavikula, pada sendi intervertebra (lower cervical dan upper thoracal) justru malah terjadi hypomobile. (Sudarma, 2012)
Pada tahap kronis adhesive capsulitis dapat menyebabkan antero postion head posture karena hipomobile dari struktur cervico thoracal. Terkadang hipomobile pada kondisi frozen shoulder mengakibatkan nyeri sehingga menyebabkan kontraktur pada ligament supraspinosus, dan spasme pada otot-otot cervikothorakal dan jika berkepanjangan akan menimbulkan "vicious circle of reflexes" yang mengakibatkan medulla spinalis membangkitkan aktivitas efferent sistem simpatis secara berlebihan sehingga menimbulkan mikrosirkulasi pada glenohumeral yang menyebabkan ketegangan miofibroblas. Ketegangan miofibroblas tersebut mengakibatkan kontraktur pada otot-otot fixator gelang bahu dan ligamen longitudinal posterior. Karena stabilitas sendi bahwa sebagian besar oleh muskulotendinogen, maka gangguan pada otot gelang bahu akan memperparah keterbatasan gerak bahu. (Sudarma, 2012)

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dalam kondisi adhesive capsulitis yaitu:
1.Kalsifikasi tendinitis/bursitis akut
2.Bursitis shoulder
3.Abnormalitas diskus cervical
4.Sindrom cervicobrachialis
5.Faktur clavicula, scapula, dan humerus
6.Sindrom impingement shoulder
7.Cedera otot dan tendon pada shoulder, termasuk lesi labrum
8.Sprain dan strain sendi acromioclavicular dan sternoclavicular

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Fisiologi Colon

Alat Reproduksi Wanita Bagian 2

Anatomi Hepar